Sains – Kejadian langka baru-baru ini menghebohkan masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Seorang nelayan bernama Oskar Kaluku menemukan ikan purba yang dikenal sebagai coelacanth dalam keadaan mati. Penemuan ini bukan hanya menarik perhatian warga setempat, tetapi juga menggugah rasa ingin tahu tentang spesies yang telah ada sejak zaman prasejarah.
Ikan coelacanth, yang dikenal sebagai “fosil hidup,” diyakini telah hidup di lautan selama lebih dari 400 juta tahun. Spesies ini pertama kali dianggap punah sampai penemuan kembali di Madagaskar pada tahun 1938. Keberadaannya yang langka dan sejarah panjangnya menjadikannya subjek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan di seluruh dunia.
Oskar menemukan ikan berukuran satu meter dan berat 41 kg ini saat melaut pada Kamis, 16 Januari 2025. Menurut penuturan Oskar, ikan tersebut mendekati perahunya, dan ia menggunakan alat pancing tradisional untuk menangkapnya. Setelah membawa ikan tersebut ke darat, reaksi warga sangat mengejutkan karena banyak dari mereka belum pernah melihat ikan seukuran ini sebelumnya.
Kepala Desa Imana, Isnain Talaban, mengungkapkan bahwa penemuan ini sangat mengejutkan bagi warga. “Ikan ini adalah coelacanth, ikan purba yang langka dan dilindungi,” ujarnya. Banyak warga yang datang untuk melihat ikan tersebut, dan kehebohan ini menciptakan suasana yang penuh rasa ingin tahu dan kekaguman.
Keberadaan ikan coelacanth di Gorontalo menunjukkan bahwa perairan Indonesia, khususnya di sekitar Sulawesi, mungkin merupakan habitat penting bagi spesies ini. Ahli biologi kelautan dan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa penemuan ini tidak mengejutkan, mengingat distribusi coelacanth yang sebelumnya terdeteksi di perairan Sulawesi Utara.
Ikan coelacanth memiliki beberapa fakta menarik yang membuatnya unik. Selain dikenal sebagai fosil hidup, coelacanth juga memiliki kemampuan untuk hidup hingga 100 tahun. Betina dari spesies ini dapat hamil selama lima tahun, yang merupakan salah satu periode kehamilan terpanjang di antara ikan.
Coelacanth juga memiliki struktur tubuh yang unik, dengan sirip yang menyerupai kaki, yang memungkinkan mereka untuk bergerak di dasar laut. Ini mengindikasikan bahwa coelacanth merupakan salah satu nenek moyang ikan yang beradaptasi untuk hidup di lingkungan yang sulit.
Penemuan terbaru dari lebih dari 15 individu coelacanth di gua bawah laut di Kepulauan Talise, Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa penelitian mengenai spesies ini terus berlanjut. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan menggunakan kapal riset Ocean Explorer milik OceanX pada Agustus 2024 menegaskan pentingnya perlindungan habitat ikan purba ini.
Menghadapi penemuan ini, penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah konservasi yang perlu diambil untuk melindungi ikan coelacanth dan habitatnya. Sebagai spesies yang dilindungi, aktivitas penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan dan pencemaran lingkungan dapat mengancam keberadaan coelacanth di perairan Indonesia.
Pemerintah dan lembaga terkait harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi spesies langka ini. Edukasi kepada nelayan dan masyarakat lokal tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan laut dapat membantu dalam upaya konservasi.
Penemuan ikan purba coelacanth di Gorontalo bukan hanya fenomena yang mengejutkan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di lautan. Dengan sejarah panjang dan keberadaan yang langka, coelacanth layak untuk dilindungi dan diteliti lebih lanjut.
Warga Gorontalo yang menyaksikan penemuan ini diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan mereka. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan ilmuwan akan menjadi kunci untuk melestarikan spesies langka ini dan memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat mengagumi keindahan dan keunikan ikan coelacanth.
Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa keajaiban alam seperti coelacanth akan terus ada di perairan Indonesia, menjadi bagian dari warisan alam yang harus dilindungi.