Berita Seleb – Dunia media sosial saat ini telah menjadi arena bagi banyak content creator untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Namun, tidak semua konten yang dihasilkan mendapat sambutan positif. Salah satu contoh terbaru adalah kasus Willy Salim, seorang content creator yang dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan (Sumsel) setelah terjadi kontroversi terkait konten masaknya yang menampilkan rendang 200 kg.
Latar Belakang
Pada tanggal 18 Maret 2025, Willy Salim menggelar acara masak rendang dengan jumlah daging mencapai 200 kg di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang. Acara ini dimaksudkan untuk berbagi dengan warga sekitar. Namun, kontroversi muncul ketika daging tersebut hilang dalam waktu hanya semenit setelah Willy meninggalkan lokasi untuk pergi ke toilet. Kejadian ini menimbulkan banyak spekulasi dan kritik dari masyarakat.
Laporan ke Polda Sumsel
Pimpinan Ryan Gumay Lawfirm, Muhammad Gustryan, yang juga merupakan warga asli Palembang, merasa tergerak untuk melaporkan Willy Salim ke pihak berwajib. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa konten tersebut telah merusak citra dan nama baik warga Palembang. Laporan resmi telah diterima oleh Polda Sumsel dengan nomor laporan LAP-20250322-3F227.
Menurut Muhammad Gustryan, langkah hukum ini diambil untuk memberikan efek jera kepada Willy Salim dan sebagai pelajaran bagi content creator lain yang mungkin tidak mempertimbangkan konsekuensi dari konten yang mereka buat.
Konten yang Memicu Kegaduhan
Konten masak rendang yang viral ini menarik perhatian banyak orang, namun tidak semua tanggapan bersifat positif. Kapolda Sumsel, Irjen Andi Rian R Djajadi, juga memberikan tanggapan tentang masalah ini dan meminta masyarakat yang merasa dirugikan untuk melapor ke polisi. Ia menegaskan pentingnya tanggung jawab dalam pembuatan konten, terutama yang dapat memengaruhi reputasi dan nama baik orang lain.
Permintaan Maaf dari Willy Salim
Setelah kontennya viral dan mendapatkan banyak kritik, Willy Salim mengeluarkan permintaan maaf melalui akun Instagramnya (@Willy27_). Dalam pernyataannya, ia menyampaikan penyesalan yang mendalam kepada warga Palembang yang merasa tersakiti oleh kejadian tersebut. Willy mengakui bahwa ini adalah pengalaman pertamanya memasak dalam jumlah besar dan berjanji untuk lebih baik dalam persiapan di masa depan.
Tanggapan Masyarakat
Masyarakat Palembang terbagi dalam menanggapi kontroversi ini. Sebagian mendukung tindakan hukum terhadap Willy Salim, sementara yang lain beranggapan bahwa ia hanya melakukan kesalahan tanpa niat buruk. Diskusi ini mencerminkan bagaimana media sosial dapat memicu reaksi beragam di kalangan publik dan pentingnya tanggung jawab dalam setiap konten yang dipublikasikan.
Kasus Willy Salim adalah contoh nyata bagaimana konten yang tampaknya sepele bisa menimbulkan masalah besar. Dari laporan polisi hingga permintaan maaf, setiap langkah yang diambil dalam kasus ini menunjukkan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam pembuatan konten. Ini juga menjadi pengingat bagi semua content creator untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan dan menghasilkan konten mereka.
Dengan adanya kasus ini, diharapkan akan ada kesadaran yang lebih besar di kalangan content creator tentang dampak dari konten yang mereka buat. Mengingat bahwa media sosial adalah platform yang sangat kuat, penting bagi setiap individu untuk mempertimbangkan konsekuensi dari apa yang mereka bagikan kepada publik.