Kesehatan

Resiko Pikun Dapat dicegah Dengan Membatasi Makanan ini

×

Resiko Pikun Dapat dicegah Dengan Membatasi Makanan ini

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Pikun - Freepik
Ilustrasi Pikun - Freepik

Info Kesehatan – Kesehatan otak adalah aspek penting yang sering kali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang kita konsumsi dapat berdampak langsung pada fungsi kognitif dan kesehatan mental kita. Dr. Uma Naidoo, ahli gizi dari Harvard Medical School, mengungkapkan lima makanan yang sebaiknya dibatasi untuk mencegah penurunan kognitif, termasuk pikun dan demensia.

1. Gula Tambahan

Gula tambahan menjadi salah satu penyebab utama masalah kesehatan, termasuk gangguan pada otak. Otak kita membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, namun konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan kelebihan glukosa yang berbahaya. “Kelebihan glukosa di otak dapat mengganggu memori dan mengurangi elastisitas hipokampus,” kata Dr. Naidoo.

American Heart Association merekomendasikan agar wanita tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram gula tambahan per hari, sementara pria disarankan untuk membatasi konsumsi hingga 36 gram. Mengurangi asupan gula tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga penting untuk menjaga fungsi otak.

2. Gorengan

Makanan yang digoreng memang memiliki rasa yang menggoda, tetapi dampaknya terhadap kesehatan otak patut dicermati. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi gorengan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pelajaran dan kemampuan ingatan. “Gorengan dapat menyebabkan peradangan, yang merusak pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak,” ujar Dr. Naidoo.

Bagi mereka yang terbiasa mengonsumsi gorengan setiap hari, disarankan untuk mulai membatasi konsumsi menjadi seminggu sekali. Melakukan perubahan secara bertahap dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

3. Tepung Olahan

Makanan yang terbuat dari tepung olahan, seperti pasta, roti, dan mie, juga sebaiknya dibatasi. Tepung olahan memiliki indeks glikemik tinggi, yang dapat memicu lonjakan gula darah. “Meskipun tidak terasa manis, tubuh memprosesnya seperti gula,” ungkap Dr. Naidoo.

Mengganti produk tepung olahan dengan alternatif yang lebih sehat, seperti tepung gandum utuh, dapat membantu menjaga kestabilan gula darah dan mendukung kesehatan otak.

4. Alkohol

Meskipun beberapa orang merasa rileks setelah mengonsumsi alkohol, efek jangka panjangnya dapat berbahaya bagi otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang tinggi dapat berkontribusi pada risiko demensia. “Orang yang tidak mengonsumsi alkohol atau mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan memiliki risiko demensia yang lebih tinggi,” jelas Dr. Naidoo.

Mengurangi asupan alkohol dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan kesehatan mental. Bagi yang ingin minum, disarankan untuk melakukannya dengan bijak dan dalam jumlah moderat.

5. Daging Merah Olahan

Produk daging merah olahan seperti bacon, sosis, dan salami sering mengandung nitrat sebagai bahan pengawet. “Konsumsi makanan yang mengandung nitrat secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan otak,” kata Dr. Naidoo. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi banyak daging merah olahan memiliki risiko 14 persen lebih tinggi terkena demensia dibandingkan mereka yang mengonsumsinya sedikit.

Menggantikan daging olahan dengan sumber protein yang lebih sehat, seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau sumber nabati, dapat membantu menjaga kesehatan otak.

Mengapa Pola Makan Sehat Penting?

Pola makan yang sehat tidak hanya berkontribusi pada kesehatan fisik, tetapi juga penting untuk menjaga fungsi otak. Gangguan kognitif seperti pikun dan demensia dapat memiliki dampak besar pada kualitas hidup. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan apa yang kita konsumsi setiap hari.

Memperkenalkan lebih banyak makanan yang kaya antioksidan, omega-3, dan nutrisi lainnya dalam diet dapat membantu mendukung kesehatan otak. Makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan berlemak adalah pilihan yang baik.

Menjaga kesehatan otak adalah tanggung jawab setiap individu. Dengan membatasi konsumsi makanan yang berpotensi merusak fungsi kognitif, kita dapat membantu mengurangi risiko gangguan seperti pikun dan demensia. Mulailah dengan langkah kecil, seperti mengurangi gula tambahan atau menghindari gorengan, dan perlahan-lahan perkenalkan lebih banyak makanan sehat dalam pola makan sehari-hari.

Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Seperti kata Dr. Naidoo, “Perubahan kecil dalam pola makan dapat membuat perbedaan besar bagi kesehatan otak.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rahasia dan Strategi Gacor dari Dragon Treasure.