Info Terkini – Pernikahan seharusnya menjadi momen bahagia, tetapi kisah yang terjadi pada Tsaniyya Asmara Sutjipto (26) di Surabaya ini justru berakhir tragis. Calon suaminya, yang menghilang sehari sebelum pernikahan, kembali dengan tawaran uang kompensasi sebesar Rp 75 juta.
Latar Belakang Kasus
Pada tanggal 29 Desember 2024, Tsaniyya seharusnya melangsungkan pernikahan. Namun, calon suaminya yang dikenal dengan inisial A tiba-tiba menghilang, meninggalkan dirinya dan keluarganya dalam kebingungan. Kejadian ini memunculkan berbagai spekulasi, terutama setelah terungkap bahwa A diduga menghamili wanita lain sebelum hari pernikahan.
Kejadian Menghilangnya Calon Suami
A dilaporkan menghilang setelah pamit untuk membeli nasi goreng. Namun, informasi dari orang tua Tsaniyya menunjukkan bahwa A tidak pernah kembali setelah itu. Hal ini menimbulkan kecurigaan di pihaknya, yang merasa ada yang tidak beres dengan penjelasan calon suaminya.
Tawaran Kontroversial
Setelah beberapa waktu, A muncul kembali dan mendatangi rumah Tsaniyya. Namun, bukannya meminta maaf, A justru menawarkan uang kompensasi sebesar Rp 75 juta. “Dia berharap dengan uang itu, semua masalah bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Reaksi Tsaniyya
Tsaniyya merasa tawaran tersebut sangat tidak pantas. “Keluargaku malu dan kecewa. Nggak bisa hanya dengan uang semua masalah selesai,” tegasnya. Tawaran ini justru membuat dirinya semakin yakin untuk mengambil langkah hukum terhadap A.
Langkah Hukum yang Ditempuh
Tsaniyya akhirnya memutuskan untuk melaporkan A ke pihak berwajib. Ia telah menyewa pengacara untuk menangani kasus ini dan berharap bisa mendapatkan keadilan. “Kerugian yang saya alami bukan hanya material, tetapi juga moral,” jelasnya.
Bukti dan Persiapan
Tsaniyya telah menyiapkan berbagai bukti, termasuk surat pernyataan yang ditandatangani A di atas materai. Ia bertekad untuk tidak hanya menuntut ganti rugi, tetapi juga memberikan sanksi sosial kepada A atas tindakan yang menyakitinya.
Dampak Emosional
Kisah ini tidak hanya berdampak pada Tsaniyya secara finansial, tetapi juga emosional. Ia mengaku hatinya hancur setelah ditinggalkan menjelang hari bahagianya. “Saya berharap bisa segera menemukan jodoh yang lebih baik,” harapnya.
Harapan untuk Masa Depan
Tsaniyya menyatakan bahwa ia tidak menutup diri untuk kemungkinan menjalin hubungan baru. Ia berharap pengalaman pahit ini dapat menjadi pelajaran berharga dan bahwa orang yang menyakiti dia akan mendapatkan konsekuensi dari tindakan mereka.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kisah Tsaniyya menjadi pelajaran bagi banyak orang tentang pentingnya komunikasi dan kejujuran dalam sebuah hubungan. Tindakan A yang menghilang dan kemudian menawarkan uang sebagai solusi menunjukkan bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan materi.
Kesadaran Sosial
Dengan semakin viralnya cerita ini, diharapkan masyarakat lebih peka terhadap kondisi sosial dan emosional orang lain. Tsaniyya berharap agar mereka yang menyakiti orang lain dapat merasakan sanksi sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Kisah Tsaniyya dan calon suaminya adalah contoh nyata dari drama pernikahan yang tidak berjalan sesuai harapan. Tawaran Rp 75 juta sebagai kompensasi tidak dapat menggantikan rasa sakit dan kehilangan yang dialami dirinya. Dengan langkah hukum yang diambil, diharapkan keadilan bisa ditegakkan dan menjadi pelajaran bagi banyak orang tentang pentingnya integritas dalam hubungan.