Sains

Ahli Ungkap Penyebab Pergerakan Tanah di Sukabumi

Potret pergerakan tanah di Sukabumi akibat curah hujan tinggi - Radarsukabumi
Potret pergerakan tanah di Sukabumi akibat curah hujan tinggi - Radarsukabumi

Sukabumi, Indonesia – Fenomena pergerakan tanah yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi akhir-akhir ini memicu kekhawatiran masyarakat setempat. Para ahli geologi akhirnya mengungkap penyebab utama di balik kejadian tersebut, memberikan penjelasan mendalam terkait faktor geologis, perubahan iklim, dan aktivitas manusia yang menjadi pemicu.

Fenomena Pergerakan Tanah di Sukabumi

Kabupaten Sukabumi dikenal memiliki bentang alam pegunungan yang rentan terhadap gerakan tanah. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), setidaknya lebih dari lima desa melaporkan kejadian tanah bergerak dalam sebulan terakhir. Beberapa di antaranya bahkan mengakibatkan kerusakan bangunan serta ancaman terhadap keselamatan warga.

Menurut seorang ahli geologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Rendra Kartiko, fenomena ini bukanlah hal baru di wilayah Sukabumi. Namun, intensitasnya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. “Kondisi geologis Sukabumi yang didominasi oleh batuan lapuk, ditambah curah hujan tinggi, menjadi kombinasi yang memicu pergerakan tanah,” jelasnya.

Faktor Utama Penyebab Pergerakan Tanah

Para ahli sepakat bahwa pergerakan tanah di Sukabumi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:

  1. Kondisi Geologi Wilayah
    Wilayah Sukabumi berada di zona dengan struktur geologi yang kompleks. Lapisan tanah yang lemah serta batuan yang mudah lapuk menjadi salah satu penyebab utama pergerakan tanah. “Di beberapa titik, ditemukan adanya patahan aktif yang turut meningkatkan risiko longsor dan pergerakan tanah,” ujar Dr. Rendra.
  2. Curah Hujan Tinggi
    Musim hujan yang berlangsung sejak Oktober menyebabkan tanah di beberapa wilayah mengalami saturasi air yang berlebihan. Hal ini melemahkan daya dukung tanah sehingga mudah bergeser. Data dari BMKG menunjukkan curah hujan di Sukabumi berada di atas rata-rata dalam dua bulan terakhir.
  3. Aktivitas Manusia
    Aktivitas pembangunan yang tidak terencana juga menjadi kontributor utama. Penebangan hutan untuk lahan pemukiman dan perkebunan meningkatkan kerentanan tanah terhadap gerakan. “Pengurangan vegetasi di daerah dengan kemiringan curam sangat memperparah kondisi,” kata Dr. Rendra.

Dampak Pergerakan Tanah Terhadap Masyarakat

Fenomena ini membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat Sukabumi. Beberapa keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka mengalami keretakan yang parah. Selain itu, infrastruktur jalan dan irigasi juga mengalami kerusakan, mengganggu aktivitas ekonomi warga.

Salah satu warga Desa Sukajaya, Andi Supriyadi, mengungkapkan keprihatinannya. “Setiap kali hujan deras, kami takut tanah di sekitar rumah ini bergeser. Beberapa rumah tetangga sudah mengalami retakan besar,” ujarnya.

Upaya Penanggulangan dan Pencegahan

Merespons fenomena ini, BPBD Sukabumi telah mengambil langkah cepat dengan melakukan pemetaan daerah rawan pergerakan tanah. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana.

Di sisi lain, para ahli merekomendasikan langkah-langkah jangka panjang, seperti:

  • Reboisasi di area rawan longsor untuk meningkatkan daya dukung tanah.
  • Pembangunan struktur penahan tanah, seperti terasering, di area dengan kemiringan curam.
  • Pengawasan ketat terhadap kegiatan pembangunan di zona rawan bencana.

Pentingnya Edukasi Masyarakat

Ahli sosiologi dari Universitas Indonesia, Dr. Tania Wirasati, menekankan pentingnya edukasi masyarakat dalam menghadapi risiko pergerakan tanah. “Masyarakat perlu memahami bagaimana bertindak saat ada tanda-tanda pergerakan tanah, seperti munculnya retakan di tanah atau dinding rumah,” jelasnya.

Melalui peningkatan kesadaran dan pemahaman, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi fenomena ini, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan.

Peran Pemerintah dalam Mitigasi Bencana

Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga didorong untuk meningkatkan alokasi dana dan sumber daya guna menangani masalah ini. Dalam beberapa kesempatan, Bupati Sukabumi telah menyampaikan komitmennya untuk mempercepat penanganan dan implementasi kebijakan mitigasi.

“Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menangani pergerakan tanah,” kata Bupati Sukabumi dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini.

Harapan Masa Depan

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, masyarakat Sukabumi berharap dapat menjalani kehidupan yang lebih aman dan terhindar dari ancaman bencana. Namun, hal ini membutuhkan kerja sama yang berkelanjutan dari berbagai pihak.

Fenomena pergerakan tanah di Sukabumi menjadi pengingat bahwa kondisi alam memerlukan perhatian dan pengelolaan yang serius. Dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah mitigasi yang tepat, risiko dapat diminimalkan, dan keselamatan masyarakat dapat terjamin.

Exit mobile version