Kriminal

Pasca Tawuran Maut di Bassura, Warga Makin Takut

Potret Tawuran di Bassura - Detik
Potret Tawuran di Bassura - Detik

Berita Kriminal – Tawuran maut kembali mengguncang kawasan Bassura, Jatinegara, Jakarta Timur, menimbulkan keresahan di kalangan warga dan pedagang setempat. Pada 2 Januari 2025, insiden tawuran yang melibatkan dua kelompok ini merenggut nyawa seorang pria bernama RP, yang diduga terkena senjata tajam. Kejadian ini memicu ketakutan di antara penduduk dan berdampak negatif pada aktivitas ekonomi di sekitar lokasi.

Kronologi Tawuran

Kejadian tawuran ini berlangsung sekitar pukul 01.45 WIB, saat dua kelompok terlibat dalam konflik yang berlangsung di Jalan Basuki Rahmat. Tawuran semacam ini bukanlah kejadian baru di kawasan tersebut, yang sering kali menjadi ajang perseteruan antar remaja. Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengonfirmasi adanya korban jiwa akibat insiden ini.

Masyarakat sekitar mengaku tidak asing dengan situasi ini, yang sering kali mengakibatkan ketakutan dan kekhawatiran. Tawuran yang terjadi secara sporadis ini membuat warga merasa tidak aman, terutama bagi mereka yang harus beraktivitas di malam hari.

Dampak Terhadap Pedagang dan Warga

Maraknya tawuran di Bassura tidak hanya mengganggu ketenangan warga, tetapi juga berdampak signifikan terhadap para pedagang di Pasar Gembrong. Banyak pedagang mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketakutan yang dialami masyarakat.

Pengakuan Pedagang

Salah satu pedagang, Ice, mengungkapkan bahwa tawuran yang kerap terjadi memberikan pengaruh negatif terhadap omset penjualannya. “Kalau ada tawuran, orang pasti tahu lewat media sosial dan otomatis mereka takut untuk datang ke sini,” ujarnya. Ice menyebutkan bahwa beberapa pembeli yang telah merencanakan untuk berbelanja membatalkan niat mereka karena berita tawuran di sekitar Pasar Gembrong.

Santi, pedagang lainnya, juga merasakan dampak serupa. Ia mengaku pendapatannya sudah merosot sejak pandemi COVID-19, dan kini ditambah dengan ketakutan yang muncul akibat tawuran. “Sebelum pandemi, pendapatan bisa mencapai Rp 10 juta per bulan, sekarang ya alhamdulillah jika dapat Rp 2 juta,” ungkapnya.

Ketakutan Warga

Tidak hanya pedagang, warga sekitar juga merasa terancam. Banyak di antara mereka yang merasa khawatir saat pulang kerja larut malam. “Kalau saya pulang malam, pasti merasa takut. Terutama jika ada tawuran, situasinya jadi lebih berbahaya,” kata Alga, salah seorang warga setempat.

Masyarakat seringkali menggelar pertemuan dengan pihak keamanan dan pemerintah untuk mencari solusi terkait masalah tawuran. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan. “Banyak pihak yang datang, mulai dari polisi hingga kelurahan, tetapi tawuran tetap saja terjadi,” tambah Alga.

Penyebab Tawuran

Berbagai spekulasi mengenai penyebab tawuran ini beredar di kalangan masyarakat. Menurut Alga, tawuran sering kali dipicu oleh ejekan atau kata-kata yang tidak pantas. “Katanya sih hanya gara-gara saling ejek, tapi tidak tahu persis apa yang terjadi,” ujarnya.

Upaya Penanganan oleh Pihak Berwenang

Pihak kepolisian telah mengupayakan berbagai langkah untuk mengatasi masalah tawuran di Bassura. Pendirian posko keamanan dan patroli rutin merupakan beberapa upaya yang dilakukan. Namun, tantangan untuk menghentikan tawuran ini masih sangat besar, mengingat kompleksitas masalah yang ada.

Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan bahwa pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan dan penegakan hukum terhadap pelaku tawuran. “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Tawuran seperti ini tidak bisa dibiarkan,” ungkapnya.

Solusi untuk Masyarakat

Dalam menghadapi situasi yang mengkhawatirkan ini, penting bagi masyarakat untuk bersatu dan saling mendukung. Warga dapat membentuk komunitas yang bertujuan untuk menjaga keamanan lingkungan mereka. Selain itu, dialog antara warga, pedagang, dan pihak berwenang sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang efektif.

Tawuran maut di Bassura telah menimbulkan ketakutan di kalangan warga dan pedagang. Insiden ini bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakat. Upaya kolaboratif antara warga, pedagang, dan pihak kepolisian sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang. Dengan kesadaran bersama, diharapkan situasi ini dapat diperbaiki demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Exit mobile version