Berita Sepakbola – Kisah inspiratif datang dari mantan pemain Persiba Bantul, Mus’ab, yang kini banting setir menjadi penjual nasi goreng di Jember. Keputusan ini muncul setelah Mus’ab mengalami cedera yang memaksanya pensiun dari dunia sepakbola di usia muda. Mari kita membahas perjalanan karir Mus’ab, tantangan yang dihadapinya, dan bagaimana ia menemukan kembali semangat melalui usaha kulinernya.
Perjalanan Karir Sepakbola Mus’ab
Mus’ab dikenal sebagai pemain sepakbola berbakat yang pernah membela beberapa klub di Jawa Timur, termasuk Surabaya Muda, PS Kota Pahlawan, dan Persid Jember. Karirnya di Persiba Bantul berakhir pada tahun 2021 setelah mengalami cedera engkel yang parah. “Saya mengalami cedera engkel kaki kiri pada tahun 2019 dan kemudian cedera di kaki kanan pada tahun 2021,” ungkap Mus’ab. Cedera ini mengakhiri karirnya di dunia sepakbola, yang telah menjadi impiannya sejak kecil.
Dari Lapangan Hijau ke Dapur
Setelah pensiun, Mus’ab mencoba berbagai usaha untuk menyambung hidup. Ia menjajakan sepatu bekas dan baju dakwah, tetapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan. “Saya merasa usaha tersebut tidak memiliki prospek yang baik,” katanya. Akhirnya, Mus’ab memutuskan untuk berjualan nasi goreng kebuli, terinspirasi oleh adiknya yang pernah bekerja sebagai chef di sebuah restoran di Jakarta.
Keputusan Berani Menjadi Pengusaha
Mus’ab mulai berjualan nasi goreng di depan KPRI Unej, Jalan Sumatra, Jember. Video tentang dirinya yang berjualan nasi goreng menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @aslijembermat. Dalam video tersebut, ia terlihat mengenakan jersey Persiba Bantul dengan nama dan nomor punggungnya. “Ternyata mas-mas penjual nasi goreng dulunya adalah pemain sepakbola profesional,” tulis akun tersebut, menyoroti peralihan karir Mus’ab.
Respon Positif dari Warganet
Video yang beredar di media sosial menuai banyak respons positif dari warganet. Banyak yang mengaku penasaran untuk mencoba nasi goreng buatan Mus’ab. “Serius ini enak banget dan ramah banget orangnya,” komentar salah satu pengguna. Beberapa juga menambahkan bahwa nasi gorengnya memiliki cita rasa yang unik, “Wenak poll iki nasgor rempah,” ujar pengguna lain, menunjukkan bahwa Mus’ab tidak hanya menjual nasi goreng, tetapi juga memasukkan cita rasa khas Timur Tengah dalam masakannya.
Tantangan dalam Usaha Kuliner
Meskipun mendapatkan respon positif, Mus’ab juga menghadapi tantangan dalam usaha kulinernya. Persaingan di dunia kuliner sangat ketat, terutama di daerah yang banyak penjual makanan. Namun, Mus’ab tidak menyerah. Ia terus berinovasi dan berusaha keras untuk menarik pelanggan dengan kualitas makanan yang baik dan pelayanan yang ramah.
Peran Dukungan Keluarga
Dukungan dari keluarga juga menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan Mus’ab sebagai pengusaha. Adiknya, yang memiliki pengalaman sebagai chef, memberikan bimbingan dan membantu dalam proses memasak. “Saya bersyukur memiliki keluarga yang mendukung saya dalam perjalanan ini,” kata Mus’ab. Kerja sama ini tidak hanya membantu Mus’ab dalam hal teknis memasak, tetapi juga dalam manajemen usaha.
Visi Masa Depan
Mus’ab memiliki visi untuk mengembangkan usaha nasi gorengnya lebih besar lagi. Ia berharap bisa membuka gerai tetap dan memperkenalkan variasi menu yang lebih beragam. “Saya ingin membuat nasi goreng yang tidak hanya enak tetapi juga sehat dan menggunakan bahan-bahan berkualitas,” ungkapnya. Dengan semangat yang tinggi, Mus’ab bertekad untuk menjadikan usaha ini sebagai sumber penghidupan yang berkelanjutan.
Kisah Mus’ab adalah contoh nyata tentang bagaimana seseorang dapat bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan baru dalam hidup. Dari seorang pemain sepakbola profesional hingga menjadi pengusaha nasi goreng, perjalanan ini menunjukkan ketahanan dan semangat juang yang tinggi. Dengan dukungan keluarga dan usaha yang keras, Mus’ab membuktikan bahwa setiap tantangan bisa dihadapi dengan sikap positif dan inovatif.