Info Kriminal – Kasus tewasnya seorang siswi SMA di Jombang, Jawa Timur, telah menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Pada Selasa, 11 Februari 2025, jenazah seorang perempuan ditemukan di Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Megaluh. Awalnya, identitas perempuan yang mengenakan sweater kuning itu tidak dikenal. Namun, kemudian teridentifikasi sebagai seorang siswi kelas 3 SMA berusia 18 tahun.
Penemuan Jenazah dan Hasil Autopsi
Polisi, yang dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, memastikan bahwa korban telah dibunuh. Hasil autopsi menunjukkan adanya luka akibat pukulan benda tumpul di kening dan luka benturan di perutnya. Luka-luka ini mengindikasikan bahwa korban mengalami penganiayaan sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Lebih mengejutkan lagi, hasil autopsi juga mengungkapkan bahwa siswi tersebut tewas akibat tenggelam di kanal. Tim dokter forensik menyimpulkan bahwa korban masih hidup saat ia tenggelam, yang berarti pelaku menceburkan korban ke dalam kanal dalam kondisi tak berdaya setelah dianiaya. “Korban dibuang ke sungai dalam kondisi masih hidup,” jelas Margono.
Kronologi Kejadian
Siswi yang menjadi korban, diketahui berangkat dari rumahnya pada Senin, 10 Februari 2025, sekitar pukul 16.00 WIB. Ia pamit kepada ayahnya untuk menemui seseorang terkait pembelian barang secara cash on delivery (COD). Korban membawa sepeda motor Honda Vario dan ponsel saat pergi.
Ketika tidak kunjung pulang, ayah korban, Misman, mencoba menghubungi putrinya. Namun, ponsel korban tidak aktif. Ponsel baru aktif dini hari dan saat dicoba untuk dihubungi, tidak ada jawaban. Pagi harinya, Misman mendapatkan informasi mengenai penemuan mayat melalui media sosial. Keluarga kemudian bergegas ke RSUD Jombang untuk mengidentifikasi jenazah, yang ternyata adalah putri mereka.
Indikasi Perampokan
Selain dibunuh, korban juga diperkirakan menjadi korban perampokan. Sepeda motor dan ponsel milik korban hilang, sementara hanya pakaian, kalung, dan cincin yang masih melekat pada jasadnya. “Indikasinya ponsel dan motor korban dibawa lari pelaku,” ungkap Margono.
Pihak kepolisian telah memeriksa lima saksi, termasuk dua warga yang pertama kali menemukan jasad korban dan tiga teman sekolahnya. Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kasus ini. “Kami mohon doanya supaya kasus ini terungkap,” tambahnya.
Profil Korban
Siswi yang menjadi korban adalah putri bungsu dari dua bersaudara. Ibunya telah meninggal dunia sekitar satu tahun lalu, dan ia tinggal bersama ayahnya, sementara kakaknya yang sudah berumah tangga bekerja di Surabaya. Kehidupan korban yang sulit setelah kehilangan ibunya membuat tragedi ini semakin menyedihkan.
Pentingnya Kesadaran tentang Keamanan
Kasus ini mencerminkan pentingnya kesadaran tentang keamanan, terutama bagi para remaja yang melakukan transaksi online. COD, meskipun merupakan metode yang umum digunakan, tetap memiliki risiko tersendiri. Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dan waspada saat melakukan transaksi, terutama jika harus bertemu dengan orang yang tidak dikenal.
Polisi juga mengingatkan para orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama yang berkaitan dengan transaksi online dan pertemuan dengan orang asing. Pendidikan tentang bahaya dan cara menjaga diri sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Misteri tewasnya siswi SMA di Jombang setelah melakukan COD barang telah membuka banyak pertanyaan dan keprihatinan di kalangan masyarakat. Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang diharapkan dapat mengungkap pelaku dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarganya.
Seiring berjalannya waktu, kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan, terutama di era digital yang semakin kompleks. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi dan menjadi pelajaran bagi semua pihak.