Info Kesehatan – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) baru-baru ini mengungkapkan hasil survei yang mengkhawatirkan terkait kualitas air minum isi ulang di Indonesia. Lebih dari 40 persen air minum isi ulang ditemukan positif mengandung bakteri E Coli, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Temuan Kemenkes
Menurut survei Kemenkes, sekitar 80 persen akses air minum di Indonesia masih belum layak dikonsumsi. Dari hasil survei, kadar E Coli pada air minum isi ulang mencapai 45,4 persen, sedangkan pada air dari PDAM hanya sekitar 33 persen. Ini menunjukkan bahwa air minum isi ulang memiliki risiko lebih tinggi terhadap kontaminasi.
Penyebab Kontaminasi
Direktur Penyehatan Lingkungan, dr. Anas Ma’ruf, menyebutkan bahwa kontaminasi E Coli pada air minum isi ulang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk proses pengolahan yang tidak bersih, peralatan yang tercemar, dan kebersihan tempat pengisian.
Dampak Kesehatan
Mengonsumsi air yang tercemar E Coli dapat menyebabkan diare, yang dilaporkan dapat memicu 73 persen keluhan kesehatan. Selain itu, 15 persen lainnya berisiko menyebabkan masalah stunting, yang saat ini masih mencapai 21,5 persen di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mengkaji regulasi untuk memastikan air minum isi ulang lebih aman dan layak dikonsumsi. Kerja sama dengan BPOM juga sedang dilakukan untuk mengawasi kualitas air dari depot-depot isi ulang.
Kondisi kualitas air minum isi ulang yang buruk di Indonesia memerlukan perhatian serius. Dengan lebih dari 40 persen terkontaminasi E Coli, masyarakat perlu lebih waspada dan pemerintah harus mengambil langkah konkret untuk meningkatkan standar kualitas air. Upaya ini penting untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih besar di masa depan.