Pada tanggal 27 November 2024, saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Kampung Baru di Kecamatan Medan Maimun mengalami bencana banjir yang cukup parah. Kejadian ini membuat banyak warga memilih untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka daripada pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk mencoblos. Banjir yang melanda kawasan ini membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi kehidupan sehari-hari warga, tetapi juga terhadap proses demokrasi yang tengah berlangsung.
Dampak Banjir Terhadap Warga
Banjir yang melanda Kampung Baru terjadi akibat hujan deras yang terus menerus selama beberapa hari. Masyarakat setempat melaporkan bahwa kedalaman air mencapai 2-4 meter, sehingga banyak rumah terendam hingga ke atap. Situasi ini membuat warga terpaksa mengutamakan keselamatan diri dan keluarga daripada melakukan kewajiban mereka sebagai pemilih.
Ayu, salah satu warga, mengungkapkan betapa sulitnya situasi yang mereka hadapi. “Bagaimana mau memilih, baju saja tinggal yang di badan, semua barang rumah juga terendam. Menyelamatkan diri, cucu, anak, dan keluarga aja sudah syukur,” ujarnya. Pernyataan ini menggambarkan betapa krisis yang dialami lebih mendesak dibandingkan dengan urusan pemungutan suara.
Nurul, warga lainnya, menambahkan, “Selamatkan diri dulu, pikirkan rumah yang terendam banjir untuk memilih seperti belum tahu.” Ini menunjukkan bahwa prioritas utama warga adalah keselamatan dan perlindungan terhadap orang-orang terkasih.
Sejarah Banjir di Wilayah Tersebut
Banjir kali ini dianggap sebagai yang terparah yang pernah terjadi di Kampung Baru. Sebelumnya, banjir serupa pernah melanda enam tahun lalu, tetapi tidak seberat ini. Ayu menjelaskan, “Banjir kali ini adalah yang paling parah. Sebelumnya, banjir yang sama terjadi, tetapi tidak begitu tinggi dan meluap sampai ke atap rumah.”
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat, yang diharapkan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang. Warga pun berharap agar pemimpin yang terpilih dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah banjir dan infrastruktur di wilayah mereka.
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada
Meskipun banyak warga yang tidak dapat memberikan suara mereka karena situasi darurat, penting untuk menekankan betapa krusialnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. Pilkada adalah momen di mana warga memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan mempengaruhi kehidupan mereka selama lima tahun ke depan. Namun, dalam situasi seperti ini, keselamatan menjadi prioritas utama.
Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu mempertimbangkan kondisi darurat seperti banjir dalam perencanaan pemilihan di masa mendatang. Mungkin perlu ada alternatif atau penjadwalan ulang pemungutan suara di daerah yang terdampak bencana agar semua warga dapat menunaikan hak pilih mereka.
Upaya Penanganan Banjir
Di tengah situasi kritis ini, upaya penyelamatan terus dilakukan. Tim penyelamat dan relawan dari berbagai organisasi hadir untuk membantu warga yang terjebak. Mereka memberikan bantuan makanan, air bersih, dan tempat penampungan sementara bagi yang membutuhkan.
Pemerintah juga perlu melakukan evaluasi terhadap sistem drainase dan infrastruktur yang ada. Penanganan banjir yang lebih baik harus menjadi prioritas untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih besar di masa mendatang.
Harapan Warga Terhadap Pemimpin Baru
Meskipun banyak yang tidak dapat mencoblos, warga tetap berharap agar calon pemimpin yang terpilih dapat memberikan perhatian pada masalah-masalah yang mereka hadapi, terutama terkait bencana alam. Harapan ini mencerminkan keinginan untuk mendapatkan pemimpin yang responsif dan mampu menangani isu-isu mendesak, seperti banjir.
Warga menekankan pentingnya program-program yang fokus pada perbaikan infrastruktur, terutama dalam hal penanggulangan bencana. Diharapkan, pemimpin baru dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Banjir yang melanda Kampung Baru pada hari pencoblosan Pilkada 2024 memberikan gambaran nyata tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan hak pilih mereka. Keselamatan dan perlindungan diri menjadi prioritas utama, mengingat kondisi darurat yang sedang berlangsung. Momen ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan penyelenggara pemilu, untuk lebih memperhatikan kondisi masyarakat, terutama di daerah rawan bencana.
Ke depan, penting untuk menciptakan sistem yang lebih baik dalam menghadapi bencana, serta memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan untuk menunaikan hak pilihnya tanpa harus mengorbankan keselamatan mereka. Semoga, dengan pemimpin yang baru, masyarakat Kampung Baru dapat melihat perbaikan dalam infrastruktur dan penanganan bencana yang lebih baik di masa depan.