Berita Internasional – Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan jumlah pasukannya di Suriah sejak awal tahun 2024, sebagai bagian dari upaya melawan kelompok ekstremis, khususnya Islamic State (ISIS). Informasi ini diungkap oleh Pentagon dan menandai perubahan signifikan dalam strategi militer AS di kawasan tersebut.
Penambahan Pasukan AS
Sejak awal 2024, AS telah menggandakan jumlah tentara yang ditempatkan di Suriah, kini mencapai sekitar 2.000 personel. Sebelumnya, Washington mengklaim memiliki sekitar 900 pasukan di Suriah, yang terlibat dalam misi internasional memerangi ISIS. Misi ini bertujuan untuk mencegah kebangkitan kelompok radikal yang pernah menguasai wilayah strategis di Suriah dan Irak.
Mayor Jenderal Pat Ryder, juru bicara Pentagon, mengonfirmasi bahwa peningkatan jumlah tentara ini dianggap sebagai langkah sementara untuk mendukung misi Defeat-ISIS. Ryder menyatakan bahwa penambahan ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dan merupakan respons terhadap dinamika keamanan di kawasan tersebut.
Dampak Terhadap Keamanan di Suriah
Penambahan pasukan ini bertujuan untuk memperkuat upaya melawan ISIS, terutama setelah situasi politik di Suriah mengalami perubahan besar. Dengan jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, kekacauan di daerah tersebut berpotensi memberikan ruang bagi kelompok ekstremis untuk berkembang kembali.
AS juga memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan telah melancarkan serangan dan penyerbuan untuk mencegah kebangkitan ISIS. Penambahan pasukan di Suriah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas operasi melawan kelompok radikal tersebut.
Keputusan AS untuk menambah jumlah pasukannya di Suriah menunjukkan komitmen Washington terhadap stabilitas di kawasan tersebut dan memerangi terorisme. Dengan dinamika yang terus berubah, penting bagi komunitas internasional untuk mengikuti perkembangan ini dan mendukung upaya untuk mencapai perdamaian dan keamanan di Suriah.