Berita Peristiwa – Pada tanggal 10 April 2025, wilayah Bogor, Jawa Barat, diguncang oleh gempa bumi berkekuatan M 4,1. Kejadian ini tidak hanya menggetarkan tanah, tetapi juga disertai dengan suara gemuruh dan dentuman yang menarik perhatian masyarakat. Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas fenomena ini dengan menganalisis aspek geologis yang terlibat, dampak yang ditimbulkan, serta penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Apa yang Terjadi di Bogor?
Gempa yang terjadi pada pukul 22.16 WIB tersebut berasal dari kedalaman hiposenter yang sangat dangkal, yakni sekitar 5 km. Fenomena ini menimbulkan suara gemuruh yang terdengar jelas oleh masyarakat di sekitar lokasi. Rekaman CCTV yang beredar di media sosial menunjukkan momen ketika suara tersebut muncul bersamaan dengan getaran gempa.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa suara gemuruh dan dentuman tersebut adalah hal yang wajar terjadi pada gempa dangkal. Menurutnya, suara ini dihasilkan oleh getaran frekuensi tinggi yang terjadi dekat permukaan.
Penyebab Suara Gemuruh dan Dentuman
BMKG menjelaskan bahwa semua gempa yang sangat dangkal biasanya disertai dengan suara ledakan, dentuman, dan gemuruh. Suara ini muncul akibat getaran yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng di bawah permukaan tanah. Daryono menambahkan bahwa karakteristik dari suara ini dapat bervariasi tergantung pada kedalaman dan kekuatan gempa.
Mekanisme Gempa: Sesar Citarik
Gempa di Bogor ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif, khususnya Sesar Citarik. Analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser (strike-slip). Sesar Citarik sendiri dikenal sebagai salah satu sesar aktif di wilayah Jawa Barat yang dapat menyebabkan gempa bumi dengan intensitas yang cukup tinggi.
Episenter gempa terletak pada jalur Sesar Citarik, dan berdasarkan data seismik, gelombang gempa menunjukkan karakteristik gelombang S (shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa gempa ini adalah gempa tektonik yang signifikan.
Dampak Gempa dan Respon Masyarakat
Menurut laporan dari BPBD Kota Bogor, sebanyak 14 bangunan mengalami kerusakan, mulai dari retakan pada dinding hingga plafon yang ambruk. Kerusakan ini terjadi di berbagai kecamatan, termasuk Bogor Bara, Bogor Tengah, dan Bogor Selatan. Masyarakat di sekitar juga merasakan getaran yang cukup kuat, dengan skala intensitas III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata di dalam rumah.
Monitoring BMKG mencatat bahwa setelah gempa utama, terjadi empat kali aktivitas gempa susulan, dengan magnitudo antara 1,6 hingga 1,9. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut masih dalam fase aktif seismik.
Penanganan dan Mitigasi Bencana
Pemerintah daerah dan BPBD telah melakukan berbagai langkah untuk menangani dampak dari gempa ini. Tim SAR dan relawan dikerahkan untuk memeriksa kerusakan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Edukasi mengenai kesiapsiagaan bencana juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Gempa M 4,1 di Bogor yang disertai suara gemuruh dan dentuman merupakan peristiwa yang menyoroti pentingnya pemahaman akan gejala geologis yang terjadi di Indonesia. Dengan banyaknya sesar aktif di wilayah ini, kesiapsiagaan dan edukasi mengenai mitigasi bencana sangatlah penting untuk mengurangi risiko di masa depan.
Dengan informasi yang benar dan pemahaman yang mendalam, kita semua dapat bersiap menghadapi kemungkinan bencana alam seperti gempa bumi. Kejadian ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi masyarakat Bogor, tetapi juga bagi seluruh warga Indonesia dalam menghadapi potensi bencana di daerah masing-masing.
