Membangun dan merenovasi sekolah berjalan beriringan. Modernisasi, pembaruan fasilitas pendidikan, dan penanaman modal dalam pendidikan semuanya termasuk di dalamnya. (Mayor Owens).
Indonesia kini memiliki presiden dan wakil presiden baru. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang di ambil sumpah jabatannya pada 20 Oktober 2024.
Dalam pidatonya setelah pengambilan sumpah, Prabowo mengangkat isu penelantaran sekolah di seluruh Indonesia.
“Banyak sekolah kita yang terlantar. Kita harus berani mengakui dan menyelesaikan semua masalah ini,” katanya pada Minggu (20 Oktober 2024).
Untuk mengatasi masalah tersebut, ia telah menyusun program yang akan di fokuskan pada renovasi sekolah. Program ini telah masuk dalam “8 Program Hasil Cepat Terbaik” dan di targetkan terealisasi dalam waktu lima tahun.
Membangun dan merenovasi Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah. Untuk meningkatkan kualitas lulusan dan infrastruktur sekolah serta fasilitas pendukungnya, sekolah-sekolah berkualitas tinggi akan di bangun di setiap kabupaten.
Sekolah-sekolah tersebut akan mengikuti model nonasrama dan asrama, dan akan di integrasikan dari jenjang SD hingga SMA.
Dalam program tersebut, sekolah-sekolah yang fasilitasnya kurang memadai dan kondisinya tidak layak akan di perbaiki.
Menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), 22 ribu sekolah di Indonesia akan di renovasi dengan alokasi anggaran Rp20 triliun.
Pemerintah akan Membangun dan merenovasi sekolah unggulan yang terintegrasi dari jenjang SD hingga SMA dengan anggaran Rp4 triliun.
Menurut situs Indonesia Baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mematok jumlah sekolah SD dan SMA secara nasional sebanyak 399.376 pada tahun 2023.
Jumlah taman kanak-kanak tercatat sebanyak 93.385, SD 148.975, SMP 41.986, SMA 14.236, dan SMK 14.265.
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023, pada sekolah dasar, proporsi ruang kelas yang dalam kondisi baik sebesar 46,56 persen. Ruang kelas rusak sedang 44,74 persen, dan ruang kelas rusak berat 8,70 persen.
Pada sekolah menengah pertama, 56,17 persen ruang kelas dalam kondisi baik, 38,26 persen rusak sedang, dan 5,57 persen rusak berat.
Pada sekolah menengah atas, 66,29 persen ruang kelas dalam kondisi baik, 29,45 persen rusak sedang, dan 4,26 persen rusak berat.
Kemudian, pada sekolah menengah kejuruan, 69,12 persen ruang kelas dalam kondisi baik, 28,97 persen rusak sedang. Dan 1,91 persen rusak berat.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengusulkan agar program pembangunan sekolah unggulan. Dan renovasi sekolah di lakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan siswa, seperti lokasi sekolah.
Penentuan lokasi yang tepat penting di lakukan agar siswa tidak perlu menempuh perjalanan terlalu jauh untuk menuju sekolah.
PGRI juga menyampaikan bahwa pemerintah perlu memperhatikan sekolah swasta karena sekolah swasta juga berperan dalam menyediakan akses pendidikan yang baik.
Sumber daya manusia.
Selain sarana sekolah penting untuk meningkatkan mutu prestasi dan lulusan siswa. Sumber daya manusia—dalam hal ini guru—juga berperan penting dalam meningkatkan mutu prestasi siswa.
Data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menyebutkan jumlah guru honorer sebanyak 731.524 orang. Dan guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebanyak 296.084 orang.
Kemendikdas menargetkan pengangkatan satu juta guru sebagai PPPK pada tahun ini. Namun, hingga 2023, baru 544 ribu guru yang di angkat.
Berdasarkan catatan Kementerian, 1,6 juta guru belum berpenghasilan layak karena masih menunggu sertifikasi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Yang menjadi syarat untuk memperoleh tunjangan profesi guru (TPG).
Selain sumber daya manusia, masih banyak aspek pendidikan, termasuk kurikulum, yang perlu di tingkatkan untuk menjamin mutu siswa.
Selain itu, di perlukan kebijakan pendidikan yang baik untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Ada pepatah, “Butuh satu desa untuk membesarkan seorang anak.”
Jika di analogikan untuk meningkatkan mutu siswa, maka artinya di perlukan usaha dan kolaborasi semua elemen. Mulai dari kementerian dan lembaga hingga keluarga, untuk meningkatkan mutu siswa dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.
Membangun dan merenovasi sekolah terpadu di setiap kabupaten, tanpa korupsi di pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Merupakan langkah awal yang baik bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan mutu siswa.
Indonesia sudah memiliki segalanya, semua hal yang di butuhkan untuk memastikan program ini terlaksana dengan baik — kemauan. Pengawasan ketat, efisiensi anggaran, dan penegakan hukum.