Berita Kriminal – Muhammad Khadafi, seorang tahanan berusia 26 tahun di Rutan Kelas I Medan, dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami sakit yang parah. Keluarga korban menuduh bahwa kematian Khadafi disebabkan oleh kelalaian pihak kejaksaan, yang tidak memberikan izin untuknya berobat ke rumah sakit.
Kronologi Peristiwa
Keluarga Khadafi, yang ditangkap atas tuduhan kasus narkoba pada Oktober 2024, mulai menyadari kondisi kesehatan anak mereka semakin memburuk. Pada 17 Maret 2025, Agustin Malik, ayah Khadafi, menerima kabar bahwa anaknya mengalami sakit keras. Setelah mengunjungi Rutan, Agustin menemukan bahwa Khadafi telah dirujuk ke RS Bandung.
“Setelah sampai di rumah sakit, saya mendapati anak saya sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Tubuhnya sudah dingin ketika saya melihatnya,” ungkap Agustin dengan penuh kesedihan.
Khadafi diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi dan pembengkakan jantung. Sebelum ditangkap, ia pernah dirawat di RS Sembiring karena kondisinya yang serius.
Permintaan Izin Berobat yang Ditolak
Agustin menjelaskan bahwa sebelum kematian Khadafi, ia telah berusaha meminta izin untuk merujuk anaknya ke rumah sakit. Pada 13 Maret 2025, Agustin menjenguk Khadafi yang mengeluh sakit dan kesulitan bernapas. Ia segera menghubungi pihak rutan untuk meminta izin, namun diberitahu bahwa izin harus diperoleh dari jaksa yang menangani kasus tersebut.
“Ketika saya menghubungi jaksa, dia ngotot tidak mengizinkan,” kata Agustin. Meskipun Khadafi dalam kondisi sakit, ia tetap diharuskan mengikuti persidangan pada 14 Maret 2025.
Pada 16 Maret, Agustin kembali berkomunikasi dengan jaksa Daniel Aritonang untuk meminta izin, tetapi jaksa tetap menolak. “Dia bilang rujukan itu banyak pertimbangan, kasihan jika kasusnya jadi berlarut-larut,” jelas Agustin.
Dampak Sosial dan Hukum
Kematian Khadafi menimbulkan banyak pertanyaan mengenai prosedur kesehatan yang seharusnya diterapkan di dalam rutan. Banyak pihak mulai mendesak agar pemerintah dan lembaga hukum melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penanganan kesehatan tahanan.
Ahli Hukum: Menurut beberapa ahli hukum, kasus ini bisa menjadi preseden bagi penegakan hak asasi manusia, terutama dalam hal akses layanan kesehatan bagi tahanan. “Setiap tahanan berhak mendapatkan perawatan kesehatan yang layak,” ujar salah satu ahli hukum.
Reaksi Publik dan Media
Berita kematian Khadafi telah menyebar luas di media sosial, memicu berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang menunjukkan simpati terhadap keluarga dan mengutuk tindakan jaksa yang dianggap tidak manusiawi. Diskusi mengenai pentingnya reformasi sistem peradilan dan perlunya perhatian terhadap kesehatan tahanan semakin bergema.
Kematian Muhammad Khadafi menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia, terutama bagi mereka yang berada dalam sistem hukum. Kasus ini tidak hanya menyoroti kelalaian dalam penanganan kesehatan tahanan tetapi juga memacu diskusi lebih luas tentang reformasi hukum di Indonesia.
Keluarga Khadafi berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, menuntut keadilan bagi anak mereka. Dalam waktu dekat, diharapkan pihak berwenang dapat memberikan penjelasan yang memadai serta melakukan investigasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.