Penting untuk memahami penyebab golongan darah A, B, O, dan AB.Kurang dari 50 individu di seluruh dunia memiliki golongan darah emas ini.
Golden blood terdengar seperti konsep baru yang menarik dalam bidang medis. Golden blood, atau Rh-null, merupakan jenis golongan darah paling langka di dunia. Hanya sekitar 43 orang dilaporkan memiliki golongan darah ini selama 50 tahun terakhir sejak pertama kali diidentifikasi pada seorang wanita ras Aboriginal Australian. Karena kelangkaannya, dokter menyimpulkan bahwa embrio dengan golongan darah Rh-null akan meninggal secara otomatis saat berada di dalam kandungan. Mengapa golongan darah Rh-null begitu langka dan mengapa berbahaya jika seseorang memiliki golongan darah ini?
Mengapa Rh-null dianggap sebagai golongan darah paling langka?
Ternyata, kedelapan golongan darah yang telah disebutkan hanyalah simplifikasi dari mekanisme kerja darah yang sebenarnya. Setiap tipe golongan darah dapat dibagi menjadi berbagai jenis, menghasilkan jutaan golongan darah yang berbeda. Setiap jenis golongan darah diklasifikasikan berdasarkan kombinasi antigen yang beragam. Darah dikategorikan sebagai Rh-null jika tidak mengandung 61 jenis antigen yang terdapat dalam sistem Rh darah. Tidak hanya menghasilkan kelangkaan, tetapi jenis darah ini juga hanya dapat menerima transfusi dengan sistem Rh yang sama yang sangat langka. Itulah mengapa Rh-null dijuluki sebagai “darah emas”.
Karena nilainya setara dengan emas. Golden blood memiliki nilai yang sangat penting dalam bidang medis global. Meskipun demikian, pemilik golden blood juga berisiko menghadapi ancaman terhadap nyawa mereka. Dalam situasi di mana seseorang dengan jenis darah Rh-null membutuhkan transfusi darah, mencari donor yang sejenis dengan Rh-null dapat menjadi tugas yang sangat sulit. Oleh karena itu, banyak pemilik darah emas ini disarankan untuk melakukan donasi darah sebagai tindakan perlindungan diri.
Penting untuk memahami penyebab golongan darah A, B, O, dan AB
Dibutuhkan beberapa tahun penelitian untuk mengidentifikasi golongan darah, namun sekarang diketahui faktor apa yang menyebabkan perbedaan golongan darah pada setiap individu.
Mari kita kenali komponen-komponen darah terlebih dahulu:
– Eritrosit: sel yang bertugas mengangkut oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh
– Leukosit: sel imun yang melindungi tubuh dari infeksi dan benda asing
– Trombosit: sel yang membantu proses pembekuan darah
– Plasma: cairan yang mengandung enzim
Setiap komponen memiliki peran yang spesifik, namun eritrosit adalah yang paling signifikan dalam menentukan golongan darah kita. Sel darah merah memiliki protein yang melapisi permukaan selnya yang disebut antigen. Keberadaan antigen ini akan menentukan golongan darah seseorang.
Golongan darah A hanya memiliki antigen A, golongan darah B hanya memiliki antigen B, golongan darah AB memiliki kedua antigen, dan golongan darah O tidak memiliki kedua antigen tersebut. Sel darah merah mengandung antigen tambahan yang disebut protein RhD. Jika sel darah merah memiliki protein RhD, golongan darahnya positif; jika tidak, golongan darahnya negatif. Kombinasi A, B, dan antigen RhD akan membuat delapan golongan darah: A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+, dan O-.
Protein antigen dalam darah memiliki banyak peran penting, namun mendeteksi anomali dalam darah lebih penting.
Pandanglah antigen sebagai pintu belakang yang membuka akses ke aliran darah, sementara sistem kekebalan tubuh adalah pintu depan. Apabila antigen di kenal oleh sistem kekebalan tubuh, maka sistem tersebut akan memungkinkan sel-sel darah merah untuk beredar dengan lancar. Apabila sistem imun tidak mengidentifikasi antigen, sistem kekebalan tubuh akan menganggapnya sebagai ancaman. Meskipun sistem imun cermat, namun tidak begitu cerdas.
Apabila seseorang yang memiliki golongan darah A menerima transfusi darah dari seseorang dengan golongan B, sistem imun tidak akan mengenali darah baru tersebut sebagai kebutuhan yang penting untuk keselamatan nyawa. Sistem imun akan menganggap sel darah merah sebagai ancaman, menyebabkan risiko reaksi saat transfusi darah sebelum penemuan Landsteiner. Karena sel darah golongan O tidak mengandung antigen A, B, dan RhD, sistem kekebalan tubuh penerima tidak dapat mengenali sel darah merah golongan O sebagai benda asing yang berpotensi membahayakan tubuh.
Apakah terdapat korelasi antara golongan darah dan penyakit-penyakit spesifik?
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jenis golongan darah yang berbeda dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu. Kemungkinan golongan darah O terserang stroke atau serangan jantung lebih rendah daripada golongan darah AB. Dengan adanya fakta tersebut, golongan darah O memiliki risiko terkena tukak lambung dan kanker kulit. Namun, tidak selalu golongan darah menjadi faktor penentu kondisi kesehatan di masa depan. Faktor-faktor seperti pola makan dan aktivitas fisik memiliki peran yang lebih signifikan dalam kesehatan tubuh daripada golongan darah.
Apakah hewan memiliki golongan darah?
Hewan juga memiliki golongan darah, tetapi berbeda dengan manusia. Setiap jenis hewan memiliki golongan darah yang unik. Sayangnya, ilmuwan sering menggunakan tata nama atau nomenklatur yang sama untuk mendeskripsikan berbagai jenis golongan darah. Kucing, misalnya, memiliki antigen A dan B yang berbeda dari yang ada pada manusia.
Xenotransfusi telah menjadi fokus perhatian yang menarik. Para para ilmuwan sedang berupaya secara genetik menciptakan darah babi yang dapat menghasilkan darah yang sesuai dengan darah manusia. Selain itu, para ilmuwan juga tengah merancang darah buatan. Jika berhasil, ilmuwan kemungkinan dapat mempercepat proses transfusi darah yang biasanya memakan waktu.