Kesehatan

Atrofi Vagina: Tanda, Penyebab, Diagnosis, Terapi

Atrofi Vagina

Perempuan menopause banyak mengalaminya, Atrofi Vagina atau vaginitis atrofi adalah kondisi di mana terjadi penipisan, pengeringan, dan peradangan pada dinding vagina akibat menurunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Kondisi ini sering terjadi pada perempuan yang telah mengalami menopause.

Atrofi vagina sering menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan dan gejala kencing yang mengganggu. Beruntung, terdapat banyak perawatan sederhana dan efektif yang dapat mengatasi gejala tersebut.

Gejala 

Gejalanya meliputi: Vagina mengalami kekeringan. Sensasi terbakar dan gatal pada vagina. Ketidaknyamanan aktivitas seksual. Terjadi keluarnya cairan berwarna kuning dari vagina. Pendarahan atau bercak darah. Vulva mengalami rasa gatal. Hal ini juga dapat berdampak pada sistem kandung kemih dan menimbulkan gejala, seperti: Sering buang air kecil. Mengalami nyeri selama buang air. Infeksi saluran kemih (ISK). Meningkatnya frekuensi buang air kecil.

Penyebab 

Penyebab utama atrofi vagina adalah penurunan kadar estrogen. Berkurangnya kadar estrogen tubuh membuat jaringan genital menjadi lebih rapuh. Saat memasuki masa menopause, kadar estrogen bisa turun sekitar 85 persen. Menopause adalah penyebab paling umum atrofi vagina. Penggunaan obat anti-estrogen. Menggunakan berbagai jenis kontrasepsi hormonal dan Pemindahan ovum kedua ataupun Kemoterapi dan Terapi radiasi panggul serta Pengubah bahasa hormon.

Diagnosis

Diagnosis atrofi vagina mungkin melibatkan pemeriksaan panggul, Dokter melakukan palpasi organ panggul dan memeriksa visual alat kelamin luar, vagina, dan leher rahim. Tes urine melibatkan proses pengambilan dan pengujian urine. Tes keseimbangan asam dengan cara  melakukan pengambilan sampel cairan vagina atau menempatkan strip indikator kertas di vagina untuk menguji keseimbangan asamnya.

Pengobatan

Berikut ini adalah beberapa opsi pengobatan nya :

  • Pelumas: Berguna untuk meningkatkan kelembapan vagina dan kenyamanan selama berhubungan seks.
  • Dilator : digunakan untuk memperbesar vagina sehingga dapat melakukan hubungan seks dengan nyaman. Untuk mendapatkan hasil optimal, disarankan untuk menggunakan dilator secara bersamaan dengan terapi hormon lokal.
  • Terapi hormonal : bertujuan untuk meredakan gejala atrofi vagina dan mengembalikan kesehatan kulit dengan memulihkan keseimbangan asam vagina, meningkatkan ketebalan kulit, menjaga kelembapan alami, serta merangsang pertumbuhan bakteri baik.
  • Terapi estrogen dapat ditemukan dalam bentuk krim, tablet, atau cincin yang dimasukkan ke dalam vagina selama periode tiga bulan. Terapi ini bertujuan untuk meredakan gejala.
  • Terapi hormon sistemik Banyak perempuan yang menjalani terapi hormon sistemik mendapatkan manfaat dari peningkatan kesehatan tulang, kesehatan vagina, tidur yang lebih baik, jumlah hot flash yang lebih sedikit, dan peningkatan suasana hati.

Pencegahan

Saat melakukan aktivitas seksual secara rutin dengan menggunakan pelumas berbasis air sebelum ingin melakukan hubungan seksual.

Perempuan yang aktif secara seksual melaporkan jumlah gejala atrofi vagina yang lebih sedikit, dikarenakan Aktivitas seksual juga berkontribusi pada meningkatkan elastisitas dan kelenturan vagina.

Atrofi vagina merupakan kondisi serius yang signifikan dalam memengaruhi kualitas hidup. Untuk perempuan yang akan memasuki masa menopause atau telah menopause, disarankan untuk mempersiapkan diri menghadapi kondisi tersebut. Bagi siapa pun yang mengalaminya sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk merancang rencana perawatan yang optimal.

Exit mobile version